•  

    Terima kasih atas kepercayaan kamuDalam bertransaksi trading forex di Salma Markets!

    Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!

    Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!

    Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!

  • toolbarCollapseOpenAccount_1
  • Salma Kabinet Klien

    • Pengaturan pribadi
    • Akses ke semua layanan Salma
    • Statistik dan laporan terperinci tentang perdagangan
    • Berbagai macam transaksi keuangan
    • Sistem mengelola beberapa akun
    •  Perlindungan data maksimum
  • cabinet_client1

Berita Pasar

Informasi yang direkomendasikan

demo Berita Pasar

Acuan Suku Bunga BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Nilai tukar rupiah pada dolar AS pada hari Jumat pagi tercatat mengalami pelemahan, disebabkan adanya bayang – bayang dari kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang berhubungan dengan suku bunga acuan. Rupiah tercatat mengalami pelemahan sekitar 0,17%.

‘’Banyak yang mengatakan bahwa pada tahun ini bank sentral Amerika Serikat tersebut masih akan tetap menaikkan lagi suku bunga meskipun hanya 25 basis poin pada bulan Februari lalu. Namun, indikasi ini yang sudah dipersepsikan oleh para analis dan para ekonom bahwa pengetatan moneter di AS masih terus berlanjut,’’ jelas Ibrahim Assuaibi, selaku Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat lalu.

Di samping itu, ia juga menjelaskan bahwa perang Ukraina yang masih terjadi saat ini pun kian membayangi pelemahan rupiah pada dolar AS. Ada kemungkinan gejolak perang ini bisa memicu inflasi dan bank sentral negara bagian di Amerika Serikat akan tetap dan terus melakukan pengetatan kebijakan moneter.

Ibrahim juga melihat adanya kemungkinan dari keterlibatan NATO dalam konflik tersebut sehingga menimbulkan kekhawatiran bakal terjadi satu resesi yang sangat ditakutkan oleh pasar.

Jens Stoltenberg selaku sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebelumnya menjelaskan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina akan jauh lebih banyak menjadi satu – satunya acara agar terjadi negosiasi damai dengan Rusia.

Menurutnya, fokus NATO sekarang ialah memberikan dukungan kepada Ukraina, memastikan pula Kiev dapat memenangi peperangan tersebut sebagai negara demokrasi yang berdaulat sekaligus mandiri di Eropa.

Pemimpin NATO tersebut menjelaskan pula bahwa aliansi pertahanan bakal memasukan persenjataan yang lebih besar lagi ke Ukraina.

 

Adanya Sentimen Suku Bunga BI

Secara internal sendiri, Ibrahim pun menjelaskan bahwa sentimen pasar ini dipengaruhi langsung oleh kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) mencapaiu 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen berdasarkan ada hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 18 – 19 Januari lalu.

Suku bunga deposit facility ini dinaikkan mencapai 25 bps menjadi 5 persen serta untuk suku bunga lending facility hingga 25 bps menjadi 6,5 persen. Kenaikan dari suku bunga inilah yang akan dilakukan oleh BI memiliki tujuan agar menjaga inflasi serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya, Bank Indonesia semestinya dapat mempertahankan suku bunga serta tidak menaikkan kembali suku bunga pada bulan Januari 2023, melainkan dapat pula menaikkan kembali pada bulan Februari 2023.

Hal tersebut lalu menjadi sentimen pasar sehingga nilai tukar rupiah pada dolar AS ini selama penutupan perdagangan pada hari Kamis mengalami pelemahan tipis pada posisi 15.104 per dolar AS.

Prediksi Rupiah Selama Tahun 2023

Ia juga sudah memprediksikan  nilai tukar rupiah pada penutupan pasar Jumat sore bakal mengalami pelemahan. Rupiah pada dolar AS pun diperkirakan bakal bergerak ke kisaran 15.090 per dolar AS sampai 15.130 dolar AS selama perdagangan pada hari tersebut.

Presiden The Fed menjelaskan bahwa bank sentral AS membutuhkan lebih banyak lagi kenaikan suku bunga ke depannya serta melihat berbagai tanda – tanda tekanan inflasi mungkin mulai akan menaik kembali.

Pada tahun lalu, The Fed juga sudah memindahkan kembali target suku bunga jangka pendek menjadi lebih tinggi dengan kecepatan historis yang cukup agresif dalam langkah guna melawan inflasi tertinggi yang tampak dalam beberapa dekade terakhir ini.

The Fed juga bergerak dari suku bunga dana federal yang mendekati nol pada bulan Maret menjadi antara 4,25 persen dan juga 4,5 persen pada akhir tahun. Sejumlah peningkatan inilah juga terjadi dalam peningkatan 75 basis poin yang berukuran super.

Sebelumnya, para investor asing sudah mencatatkan arus modal keluar atau outflow yang besar dari pasar obligasi Indonesia, disebabkan adanya tekanan inflasi serta pengetatan moneter sepanjang tahun 2022.

Pada hari Kamis lalu, Rupiah juga ditutup mengalami penurunan tipis 17 poin ataupun 0,11 persen pada posisi 15.104 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya perdagangan sebelumnya 15.088 per dolar AS.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama
bg_custom-support

ic_info 24/5 Dukungan Pelanggan

Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.

Confirmation