•  

    Terima kasih atas kepercayaan kamuDalam bertransaksi trading forex di Salma Markets!

    Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!

    Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!

    Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!

  • toolbarCollapseOpenAccount_1
  • Salma Kabinet Klien

    • Pengaturan pribadi
    • Akses ke semua layanan Salma
    • Statistik dan laporan terperinci tentang perdagangan
    • Berbagai macam transaksi keuangan
    • Sistem mengelola beberapa akun
    •  Perlindungan data maksimum
  • cabinet_client1

Berita Pasar

Informasi yang direkomendasikan

demo Berita Pasar

Menjelang Pidato Powell, Begini Pergerakan Mata Uang Asia

Menjelang pidato atau kesaksian dari Jerome Powell selaku Ketua Federal Reserve keadaan mata uang Asia dan dunia menjadi perhatian pelaku pasar. Suka tidak suka, pernyataan dari Powell pasti akan memberi pengaruh terhadap keadaan pasar.

Pernyataannya selama pidato tersebut bisa memberikan keuntungan maupun kekhawatiran bagi beberapa pihak, terlebih pergerakan mata uang juga terpengaruh oleh konflik antara beberapa negara.

Untuk penjelasan lengkap mengenai pergerakan mata uang Asia dan dunia, simak penjelasannya di bawah ini!

 

Pergerakan Mata Uang Asia Menjelang Pidato Powell

Selasa kemarin pergerakan mayoritas mata uang Asia masih cenderung stabil. Hal ini cukup melegakan di tengah kekhawatiran terhadap ketegangan antara AS dan China yang membebani sentimen.

Sementara itu mata  uang dolar mengalami pelemahan karena masih ada spekulasi mengenai pernyataan Powell hari ini yang diprediksi tidak terlalu hawkish.

Seusai Menteri Luar Negeri ChIna, Qin Gang memberi peringatan, Yuan turun di angka 0,1%. Dia menyatakan mengenai kemungkinan bisa meningkatnya konflik dengan AS apabila Washington tidak lebih lunak dalam retorikanya terhadap China.

Komentar tersebut akhirnya menghambat sentimen terhadap China. Sebagian besarnya dapat mengimbangi data yang memperlihatkan bahwa negara ini telah mencatat adanya surplus perdagangan di bulan Februari.
Namun kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi yang goyah di China semakin bertambah. Kekhawatiran ini karena tren menurunnya tingkat impor yang lebih besar dan prediksi PDB untuk tahun 2023 juga lemah.

Lalu mata yang Asia lainnya memiliki pergerakan cukup terbatas beberapa waktu belakangan. Misalnya adalah yen yang turun sebesar 0,1%. Pada datanya terlihat bahwa pertumbuhan upah di Jepang melambat secara substansial bulan Januari lalu.

Hal tersebut kemudian mengakibatkan dorongan dari Bank of Japan berkurang untuk bisa memperketat aturan kebijakan ultra-longgar.

Baht Thailand terlihat berada pada posisi yang stagnan setelah terlihat bahwa angka inflasi turun lebih di bulan Februari lalu.

Sedangkan peso Flipina juga mulai diperdagangkan sideways akibat adanya data inflasi yang lebih rendah.

Pergerakan Mata Uang Rupiah dan Beberapa Negara Lain

Dibandingkan mata uang Asia lainnya, rupiah terlihat memimpin tingkat kerugian terbanyak di Asia Tenggara.  

Kurs rupiah yang transaksinya berjalan di antar bank Jakarta pada akhir perdagangan Selasa kemarin mengalami perlemahan. 

Sama seperti mata uang Asia lainnya, hal tersebut juga terjadi karena pasar menanti mengenai pidato Powell, terutama yang berkaitan dengan arah kebijakan dari suku bunga acuan AS.

Pada Selasa kemarin rupiah ditutup menurun sebesar 72 poin atau sekitar 0,47% menuju posisi Rp15.367 per dolar AS. Sedangkan pada penutupan sebelumnya berada pada posisi Rp15.295 per dolar AS.

Para pelaku pasar pada umumnya tengah melakukan aksi wait and see (menunggu dan mencermati) terhadap data tenaga kerja serta testimoni dari Powell.

Seperti yang sudah diketahui, pada Selasa dan Rabu Powell memberikan kesaksian setengah tahunnya di depan kongress. 

Hal tersebut dapat menjadi petunjuk tentang sejauh manakah dan berapa lama durasi kebijakan moneter ketat dari Bank Sentral AS agar bisa membatasi laju inflasi. Beralih ke beberapa negara lain, seperti dolar Australia yang juga ikut turun sebanyak 0,2%. 

Hal tersebut tetap tidak dapat dicegah meskipun Reserve Bank of Australia telah menaikkan suku bunga dan berencana memperketat kebijakan mendatang sebagai upaya melawan inflasi. 

Namun bank tersebut juga telah menyimpulkan bahwa inflasi telah berada pada puncaknya di Australia. Hal tersebut berpotensi untuk penanda mengenai adanya perlambatan di dalam siklus kenaikan suku bunga bank.

Lalu mata uang terkenal dolar AS telah melanjutkan kerugiannya terhadap beberapa mata uang lain. 

Hal tersebut juga berlangsung di tengah ekspektasi mengenai perlambatan akhir-akhir ini dalam perekonomian AS bisa mendatangkan sikap kurang hawkish dari Powell pada kesaksiannya di depan kongress.

Indeks dolar maupun indeks dolar berjangka sama-sama turun di angka 0,1% yang menunjukkan penurunan paling tajam daripada minggu sebelumnya. Lalu imbal hasil Treasury AS juga ikut menurun, walaupun inversi pada kurva imbal hasil tetap masih ada.

Pada kesaksiannya Powell diperkirakan dapat memberikan lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter pada beberapa bulan mendatang terutama dalam pasar kerja serta inflasi yang cukup tinggi, sehingga mendorong langkah Fed.

 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama
bg_custom-support

ic_info 24/5 Dukungan Pelanggan

Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.

Confirmation