Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!
Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!
Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!
Download untuk Windows
Download untuk Android
Download untuk iOS
Deposit
Withdrawal
Daftarkan akun
Buka Akun Live
Login Nasabah
Informasi yang direkomendasikan
November 19, 2022
Peningkatan dan penurunan dolar Amerika Serikat terus menjadi pusat perhatian. Dolar Amerika Serikat sempat stabil di awal perdagangan Eropa pada Kamis, 17 November 2022. Hal tersebut memicu perhatian sebab sempat mengalami kenaikan pada awal berdasarkan data ritel Amerika Serikat yang semakin menguat dan berbagai macam komentar dari Hawkish pejabat Federal Reserve.
Komentar hawkish pejabat Federal Reserve menimbulkan keraguan terkait Bank Sentral Amerika Serikat yang menghentikan kenaikan suku bunga pada waktu terdekat. Hal tersebut tentu memicu pro dan kontra.
Indeks dolar Amerika Serikat mulai mengukur terhadap mata uang lainnya. Pada pukul 15.55 WIB, pada Kamis, 17 November 2022 Dolar Amerika Serikat sempat turun tipis menuju 106,030 dan berada di atas level terendah selama 3 bulan di 105,30 awal Minggu.
Dari data Amerika Serikat yang berhasil dirilis Rabu, 16 November 2022 menunjukkan bahwa penjualan tekstur pada bulan Oktober naik hingga 1,3%. Gerakan tersebut tentu lebih besar dari perkiraan yang sudah mengindikasikan bahwa ekonomi Amerika Serikat akan bertahan sekalipun inflasi mulai melonjak.
Indikasi tersebut tentu memudarkan harapan terhadap jeda kenaikan suku bunga. Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank San Francisco, Mary Daly sempat mengatakan bahwa menjeda siklus kenaikan tidak ada di atas meja. Kebijakan dari suku bunga bank sentral Amerika Serikat dapat berakhir pada kisaran 4,75% hingga 5,25%. Kisaran tersebut tentu naik sebesar 3,75% hingga 4%.
Presiden Fed Kansas City, yaitu City Esther mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa pengambilan kebijakan harus dilakukan dengan hati-hati, terkait suku bunga. Kenaikan suku bunga yang tidak berhenti terlalu cepat membuat pengambilan kebijakan harus dilakukan secara hati-hati.
Dolar Amerika Serikat sudah mengalami penjualan yang cukup kuat di awal Minggu setelah harga produsen menunjukkan tanda-tanda mulai melambat. Hal tersebut bisa diartikan bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif akan mendekati bagian akhir.
Sementara GBP-USD Mengalami kenaikan 0,3% menjadi 1,1940 menyerang adanya pernyataan musim gugur dari Menteri Keuangan Inggris yaitu Jeremy Hunt. Menteri Keuangan Inggris tersebut akan dikenakan pajak dan pemotongan belanja pemerintah demi mengisi lubang hitam fiskal yang dirasa substansial.
“Anggaran yang kredibel tentu memberikan pengetatan fiskal yang substansial dan akan memperkuat pandangan resesi multikultural Inggris dan Bank of England akan terus menaikkan suku bunga hingga tahun 2023”.
Seorang analis di Inggris juga memaparkan dalam sebuah catatan yaitu “Sebagai mata uang proses siklus, keadaan tersebut tidak bisa menjadi lingkungan yang baik untuk poundsterling”.
Euro terhadap USD juga menurun tipis. Penurunan tersebut terjadi sekitar 1,0390 menjelang laporan terbaru dari indeks IHK Zona Euro di bulan Oktober. Sudah diperkirakan akan adanya inflasi sebesar 10.7% secara tahunan.
Pada mata uang Dollar Australia terhadap Dolar Amerika Serikat memang cukup sensitif dan memiliki risiko turun. Resiko turun bisa mencapai 0,1% menjadi 0,6737. Sementara untuk mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap Jepang turun hingga 0,3% menjadi 139,16. Mantan Wakil Gubernur Bank of Japan, Hiroshi Nakaso mengatakan bahwa bank harusnya mempertimbangkan untuk menormalkan kebijakan moneter Ultra longgarnya.
Untuk mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap China naik 0,5% dan berada di 7,1251. Yuan memang menjadi mata uang yang terpukul oleh dari harapan bahwa negara tersebut bisa mengurangi kembali pembatasan covid-19 yang semakin ketat akibat jumlah kasus harian tubuh dalam melaju cepat hingga 7 bulan sampai minggu ini.
Mata uang Dolar memang sempat mengalami naik dan turun, namun setelah penjualan ritel semakin menguat maka dollar menjadi lebih stabil. Stabilnya dolar tentu menarik perhatian dari berbagai macam negara dan memberikan pengaruh terhadap mata uang negara lainnya.
Kenaikan dan penurunan masih terus bisa terjadi, begitu juga penjualan ritel yang mungkin masih terus melonjak. Dengan begitu kekuatan dollar Amerika Serikat bisa dipertahankan.
Salma Team
Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.