Pada pembukaan perdagangan Selasa, harga emas antam mengalami kenaikan sekitar Rp 3000/gr di level Rp 1,023 juta. Pergerakan dari emas antam ini juga mengikuti nilai emas dunia yang kembali menguat.

Sementara itu untuk harga buyback atau pembelian kembali pada emas antam naik Rp 3000/gr menjadi Rp 908 ribu. Pada emas batangan 3 gr jadi RP 2.96 juta.

Emas batangan 5 gr Rp 4.92 juta, sedangkan jika membeli sebesar 10 gr, maka nilainya Rp 9.76 juta. Jika Anda membeli emas berukuran 25 gr, maka harus membayar Rp 24,23 juta.

Membeli ukuran 50 harus membayar Rp 48,3 juta, sementara untuk 100 gr, harganya ialah Rp 96,59 juta. Jika Anda beli 1000 gr, harganya mencapai Rp 963 juta. 

Emas Dunia Kembali Terang

Pada pembukaan perdagangan Selasa, harga emas dunia kembali bergerak naik di angka USD 1.843,23 per ounce dan itu merupakan angka paling tinggi. Emas dunia kembali naik setelah di awal minggu turun.

Berdasarkan laporannya, nilai emas acuan XAU/USD mengalami kenaikan sekitar 0,10% di 1,83 poin pada USD 1.843 per ounce. Sementara itu untuk emas dunia sendiri sudah mengalami penurunan 3,03% dalam setahun.

Penurunan tersebut pastinya bukan tanpa alasan, sebab mengalami penekanan dari naiknya imbal hasil treasury AS. Sehingga membuat biaya membeli emas jadi naik.

Logam mulia hingga sekarang masih menantikan bagaimana langka the Fed agar suku bunganya dinaikkan. Tentunya ini dilakukan supaya bisa membuat harga dari emas kembali menguat pada perdagangan berikutnya.

Para pejabar dari the Fed sendiri juga sudah siap-siap akan memberlakukan suku bunga tinggi jadi lebih panjang. Termasuk pada Maret kembali pada 50 basis poin.

Inflasi yang naik, menjadikan nilai 25 basis poin berdasarkan kesepakatan bank sentral tidak dapat dipertahankan pada bulan ini. Kenaikan suku bunga akan terus dilanjutkan hingga memperoleh kemajuan lebih banyak.

Bahkan laju inflasi juga masih cukup tinggi. Apalagi untuk mengendalikan inflasi ini memerlukan lebih banyak Kenaikan pada suku bunga. Berdasarkan prediksi harga emas dunia bisa tetap bearish.

Terutama ketika tetap bertahan pada level krusialnya yakni 1,878 USD per ounce. Bahkan apabila emas memberikan Kenaikan lebih panjang, barang tambang ini akan berhasil menarik penjual kembali.

Di sisi lain, apabila emas sukses memberikan kenaikan berkelanjutan lebih dari zona resistensi. Tentunya Kenaikan lebih tinggi dan terbatas bisa terjadi dan ini merupakan tingkatan yang harus berhasil dilewati.

Data Mengukur Inflasi the Fed

Para investor pada minggu ini memang lebih terfokus di angka indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Januari 2023. Apalagi itu merupakan data penting yang dapat dipakai.

Data itu ialah alat untuk mengukur inflasi pilihan dari the Fed. Berdasarkan prediksinya, angkanya akan tetap stabil selama Januari serta bulan sebelumnya dan itu menunjukkan tekanan inflasi continue.

Karena para pedagang sendiri juga sedang menantikan petunjuk untuk berapa tinggi the Fed menaikan suku bunga agar inflasi teratasi. Tidak heran apabila di awal perdagangan emas sempat mengalami penurunan nilai.

Emas selalu turun sejak bulan Oktober 2022 lalu. Itu terjadi setelah data ketenagakerjaan serta inflasi kuat di Amerika Serikat. Ditambah lag adanya hawkish dari pembuatan kebijakan suku bunga the Fed.

Di mana kemungkinan terjadinya pengetatan kebijakan akan dilakukan. Berdasarkan laporannya, emas bisa stabil karena pedagang sedang mempertimbangkan bagaimana langkah yang akan dilakukan oleh the Fed selanjutnya.

Logam mulia kuning tersebut juga telah menghapuskan sebagian besar reli pada tahun 2023. Dan itu menyusul dua lagi data inflasi yang semakin memanas, sehingga menaikkan peluang suku bunga kembali.

Pejabat bank sentral AS mengungkapkan jika pembuat dari kebijakan ini memang sebaiknya terbuka, terutama pada kenaikan yang lebih tinggi. Minggu ini beberapa data ekonomi akan diamati untuk mengukur tekanan harga.

Merosotnya nilai emas pada awal tahun ini memang karena the Fed akan menaikan suku bunganya. Bahkan saham Eropa sendiri juga mengalami pelemahan pada Selasa di tengah bearish semua pasar.

Sementara itu dolar AS naik dan menguat pada beberapa mata uang lain dan itu berhasil menekan harga emas. Meskipun sempat turun, namun nilai logam mulia kuning ini berhasil mengalami Kenaikan.